Minggu, 22 Maret 2009

English Competition : Even baru Bahasa Inggris UNP Kediri

Kediri-lpm – Sudah tiga hari ini acara English competition diselengarakan oleh program studi bahasa Inggris. Acara yang melibatkan hampir 67 sekolah mulai dari SD sampai dengan SMA diseluruh eks-karisidenan Kediri ini berjalan. Ketiganya masih dalam tahap penyisihan, Pada hari pertama penyisihan untuk siswa sekolah dasar dimulai dan dilaksanakan di dalam kampus UNP Kediri yang lebih tepatnya pada gedung I. untuk jenis penilaiannya adalah picture telling competition. menurut Suhartono, S.Pd selaku ka. Prodi bahasa Inggris, picture telling competition adalah sebuah kegiatan yang menceritakan gambar dan hanya boleh diikuti oleh siswa kelas 4 sampai dengan kelas 6. tujuannya lanjut pak Hartono, adalah untuk memacu dan memotivasi anak-anak untuk lebih menyukai bahasa Inggris dan mengaktualisasikan bahasa Inggris.

Pada hari kedua, kompetisi berlanjut pada Siswa menengah pertama. Untuk siswa menengah pertama diikuti setidaknya sampai 22 sekolah. Dan perlombaanya adalah mendemonstrasikan cara-cara melakukan sesuatu dengan menggunakan bahasa Inggris. Pada hari terakhirnya giliran dari siswa menengah atas atau SMA. Lomba debat adalah ujian yang siap menanti wakil-wakil sekolahnya tersebut. Penilaiannya pun lebih banyak, mulai dari manner sampai dengan method yang dipersentasikan.

Untuk babak penyisihan sendiri, pihak panitia menggunakan dosen-dosen berkualitas untk menjadi jurinya. Tidak hanya itu, menurut beberapa panitia, dosen yang ditunjuk menjadi juri harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu, sehingga hasilnya pun tidak meragukan lagi. Selain itu, pada babak penyisihan ini, akan disaring menjadi 10 sekolah dan akan disaring lagi menjadi 4 yang akan masuk menjadi finalis.

Menurut salah satu guru pembimbing yang tidak mau disebutkan nama dan sekolaahnya, kompetisi seperti ini memang cukup bagus, namun juga masih banyak kekurangannya. Dia menyebutkan mulai dari panitia sampai dengan bentuk penjuriannya. “ kalau kompetisi yang pernah saya temui sebelumnya, seharusnya panitia itu ada yang menjadi guide(pemandu-red), bukan dibiarkan kayak begini. Terus dengan bentuk kompetisinya, masak menggunakan system gugur, jelas ini kurang menantang bagi siswa-siswa saya. Walaupun dari sekolah kami lolos dalam final.” Terangnya. Tidak hanya itu, dia pun juga mengkritik panitia-panitianya. Menurutnya, panitia dikegiatan ini malah santai sedang dosen-dosen yang membantu malah sibuk mengurusi.

Ketika wartawan LPM mencoba menanyai beberapa siswa SMA yang menjadi peserta kompetisi, salah satunya adalah Bergas, siswa kelas dua dari SMA Negeri 1 Kediri mengatakan tempatnya kurang pas dan tempat parkir dengan tempat lomba terlalu jauh, Dan pernyataan ini pun juga diamini oleh Fuad, siswa kelas dua dari SMA Negeri 7 Kediri yang juga mengatakan hal sama. Namun, menurut penilaian mereka, hanya tempat masalah parkir yang menjadi kendala, selebihnya mulai dari juri sampai panitia bekerja secara profesional. “aku suka dengan juri-jurinya, beliau mampu menenangkan pada saat debat sudah mulai memanas dan ditambah lagi dengan ruangannya yang ber-AC” terang Bergas.

Menanggapi hal itu, Suhartono, S.Pd mengatakan bahwa untuk sistem penjurian memang sengaja menggunakan sistem parlemen inggris, bukan lagi sistem Australia. “Sistem parlemen Inggris adalah sistem standar yang sekarang dipakai dalam kompetisi lomba debat bahasa Inggris. Jika dahulu memang memakai sistem Australia, tapi sekarang itu sudah tidak dipakai.” Terangnya. Lanjutnya, panitia bukan sedang bersantai, melainkan memang tugas-tugasnya sudah selesai, sehingga panitia dapat mempersiapkan segala sesuatu untuk final. Sedangkan untuk guide, panitia sudah ada yang ditunjuk untuk menjadi guide, dan selama kegiatan mereka juga sudah mendampingi dengan maksimal “yah beginilah, kami mencoba tampil semaksimal mungkin, apalagi kita juga pertama kali mengadakan English Competition, sehingga jika sarana prasarananya tidak terlalu memuas memang di UNP juga masih belum memiliki SC (student Center-red). Namun, kesuksesan sebuah acara kan juga tidak dilihat dari tempat parkir, melainkan dari keseluruhan acara. Dan kami yakin dengan suksesnya acara ini” ujarnya sambil menutup pembicaraan. (rn/ha)

Jumat, 13 Maret 2009

Pacaran dalam perspektif Islam

Ketika pertama kali Allah menjadikan nabi Adam di surga, Dia menciptakannya dalam keadaan sendirian. Perasaan yang menghampiri jiwa Nabi Adam membuat ia sering termenung dan melamun di tengah kenikmatan surgawi yang mengelilinginya. Tidak ada teman yang bisa diajak bicara dan diajak berbagi cerita. Hanyalah merdu kicau burung – burung yang berterbangan di taman Firdaus yang setia menemaninya. Allah SWT sebagai Dzat pencipta mengetahui dan memahami kegelisahan dan kesepian hati hamba-Nya.
Akhirnya, ketika Nabi Adam dalam keadaan tertidur, Allah mengambil tulang rusuk sebelah kirinya, lalu menjadikannya seorang perempuan bernama Siti Hawa. Alangkah terkejutnya Nabi Adam ketika terjaga dari tidur telah didapatinya seorang perempuan yang cantik berada di sampingnya. Tanpa pikir panjang Nabi Adam langsung ingin menyentuhnya. Namun perempuan itu secepat kilat menghindar dari sentuhan Nabi Adam sambil berkata “ Engkau boleh menyentuh tubuhku dan memiliki diriku seutuhnya, dengan syarat kau harus melamarku dan membayar mas kawin kepadaku. “ “ Apa mas kawinnya ? “ Tanya Nabi Adam “ Kau harus membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.”. Jawab Siti Hawa. Setelah itu terjadilah pernikahan yang disaksikan oleh para Malaikat.
Sepenggal kisah yang terjadi pada diri nenek moyang kita ini memberikan suatu pelajaran bahwasanya manusia membutuhkan pasangan. Tidak ada manusia yang sanggup bertahan dalam kesendirian, kecuali orang – orang yang hati mereka telah dijauhkan oleh Allah dari segala kesibukan duniawi dan syahwat.
Dalam islam dikenal sebuah lembaga perkawinan yang mengatur dan membimbing manusia supaya dapat menyalurkan hasrat birahinya dengan baik dan benar. Betapa indahnya dan bahagianya sepasang insan yang telah didikat dalm tali suci perkawinan. Rasa damai, rasa tenteram, rasa suka cita akan bercampur menjadi satu dalam hati sanubarinya.
Namun, dewasa ini lembaga suci perkawinan telah sedikit ternoda dan dilecehkan oleh sebagian tingkah manusia yang terpengaruh oleh budaya hidup bebas ala barat. Mereka tanpa malu dan tanpa batas hidup serumah dengan pasangannya, bahkan sampai melahirkan anak tanpa ada ikatan suci sebagai seorang suami istri yang sah. Sungguh sangat memalukan dan tidak sesuai dengan tradisi ketimuran serta norma agama yang benar.
Sebelum memasuki gerbang perkawinan, perlu diadakan persiapan baik fisik, mental, dan materi. Hal ini dikarenakan ketika seseorang sudah berada dalam suatu kehidupan rumah tangga, maka segalanya akan berubah. Dan yang paling penting adalah bagaimana agar dua hati yang saling bertolakbelakang bisa disatukan dalam satu pandanagan, satu tujuan hidup, seia – sekata, seirama – senada dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Oleh karena itu, agar tujuan perkawinan, yakni membentuk keluarga sakinah bisa tercapai, maka sebelum calon suami dan istri melangsungkan pernikahan harus mengenal kepribadian masing – masing. Disinlah peran penting pacaran. Pacaran muncul sebagai wahana atau media pengenalan kepribadian masing – masing pasangan calon pengantin.
Namun patut disayangkan. Pada masa sekarang ini, utamanya yang dilakukan oleh remaja yang memproklamirkan dirinya remaja gaul, remaja modern, dan aneka atribut lainnya. Mereka menjadikan pacaran bukan sebagai pengenalan pribadi, melainkan sebagai uci coba dalam arti yang lebih luas. Uji coba kesetiaan, uji coba kejantanan, uji coba keperawanan, dan yang paling memalukan dan menyebalkan adalah pacaran hanya sebagai alat mencari kesenangan alias just for fun. Akibatnya mudah ditebak, karena hanya ingin mencari kesenagan saja tanpa bertujuan kearah hubungan yang lebih serius, ketika sudah mendapat madunya, maka ia akan mudah begitu saja mencampakkan bunga yang sudah layu di tanah.
Maka dari itu, bagi orang yang sedang dilanda cinta dan dimabuk asmara, berhati – hatilah dan waspadalah. Jangan mudah tergoda dan terbuai oleh kenikmatan sesaat dengan mengatasnamakan cinta. Banyak sudah korban rayuan yang jatuh berguguran dengan menanggung segala akibat yang ditimbulkannya. Hamil diluar nikah, aborsi, pernikahan yang dipaksakan merupakan sederetan permasalahan yang ditimbulkan oleh gaya pacaran yang tidak sehat dan menyimpang dari norma – norma susila.
Sebenarnya dalam islam pun, dikenal yang namanya pacaran. Ketika seorang laki – laki ingin mempersunting gadis kepujaannya, maka ia diperkenankan untuk melihat twajah dan telapak tangannya. Tujuan agar lelaki bisa mengenal bentuk tubh calon istrinya yang dapat digambarkan dengan hanya melihat wajah dan kehalusan telapak tangannya. Cara ini memang ketingalan zaman. Namun inilah gaya pacaran yang islami, lantas untuk mengenal kepribadian, watak, karakter, dan sifatnya, menambil dari keterangan yang terdapat dalam Kitab Tanwirul Qulub, hendaknya sang lelaki mengutus seorang perempuan yang dipercayainya untuk menanyakan perihal kehidupan pribadi calon istrinya. Begitupun sebaliknya. Dengan cara ini biasanya seorang lelaki dapat mengetahui kepribadian dengan jelas dan gamblang. Mengapa demikian ?. Dikarenakan perempuan akan terbuka mengenai apapun yang ada pada dirinya manakala ia curhat kepada sesama perempuan. Lain halnya kalau sang lelaki itu sendiri yan berusaha untuk mengetahui watak caon istrinya melalui pacaran seperti yang terjadi sekarang ini. Ini disebabkan karena ketikam masa pacaran, semuanya akan terasa indah. Apapun yang melekat dan menimpa pada gadisnya semua dikatakan baik. Penyesalan baru datang kemudian setelah melangsungkan pernikahan. Sifat yang baik, tutur kata yang lembut, wajah yang selalu cantik menawan berubah sertus delapan puluh derajat menjadi buruk, tutur kata yang kasar, dan sifat yang jelek lainnya. Ternyata sifat yang baik selama pacaran hanyalah kedok untuk menutupi sifatnya yang buruk, tentu tidak sama.
Sekarang tinggal bagaimana kita. Apakah memilih cara kuno yang sesuai dengan syar’iat yang bisa menjamin kelanggengan hidup rumah tangga seperti yang dialami oleh orang – orang tua, ataukan memilih model pacaran zaman sekarang yang penuh resiko terjadi pelanggran syari’at dan berakibat fatal ? Tentu kalau kita punya nuranii dan akal sehat akan menghindari yang penuh resiko. Namun, kadang nafsu lebih menguasai kita, akhirnya semuanya dikembalikan kepada kita, pilih selamat atau celaka. Wallahu a’lam.

Minggu, 08 Maret 2009

12 maret penutupan PPL UNP Kediri

kediri- Pendaftaran PPL (Program Pengalaman Lapangan-red) telah memasuki hari-hari akhir. Hal ini dapat kita lihat di pengumuman-pengumuman yang tertempel pada tiap program studi yang berada dalam naungan FKIP. tidak hanya itu, untuk mengingatkan lagi para mahasiswanya pengumuman inipun juga disampaikan oleh ketua UPT PPL Dra. Endang Sri Mujiwati dalam sela-sela menandatangani formulir mahasiswa yang ber- datangan secara teratur di dalam kantornya, "beritahu teman-teman tingkat tiga, tanggal 12 maret adalah hari terakhir pendaftaran. Jika sampai terlambat, harus mengulang PPL tahun depan." sambil menyodorkan formulir kepada mahasiswa bersangkutan. Tahun ini memang peningkatan mutu PPL dirasakan lebih baik. Mulai dari cara pembayaran yang semula melalui Kajur sekarang langsung pada ketua PPL, sehingga diharapkan tidak akan ada lagi pengunduran jadwal seperti tahun kemarin.

PPL adalah sebuah program kependidikan yang wajib diikuti seluruh mahasiswa tingkat tiga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. PPL sendiri memiliki banyak fungsi dan tujuan. Salah satunya adalah mempersiapkan dan melatih mahasiswa agar memiliki pengalaman faktual tentang proses pembelajaran dan pendidikan ke dalam situasi sebenarnya. Namun masalah yang terjadi tahun lalu, PPL yang semula dijadwalkan pada bulan juli akhirnya harus diundur sampai bulan Agustus. Menjadi penyebabnya adalah tidak ada ketegasan diantara beberapa kajur. untuk itu ketua UPT PPL sekaligus dosen Bahasa dan Sastra Indonesia inipun langsung menangani masalah yang timbul pada tahun kemarin. "kesalahan tahun lalu jangan sampai terulang lagi dan kita jadikan sebagai pelajaran." tukas Ketua PPL yang biasa dipanggil bu Endang ini.

Dengan strategi ini, memang diharapkan meminimalkan dan meningkatkan kualitas PPL UNP Kediri agar semakin berkembang, sehingga kepercayaan sekolah-sekolah yang di- tempati mahasiswa UNP Kediri menjadi kembali lagi. Terlebih lagi dengan mutu dan kualitas mahasiswa. " Ini semua sesuai dengan jadwal dan kalender pendidikan di UNP Kediri." terang Ketua UPT PPL yang sekarang sedang melanjutkan pendidikan . Jadi, tidak ada salahnya jika sedikit merepotkan mahasiswa selepas liburan selama dua minggu untuk secepatnya menyelesaikan kewajiban.(ra/ha)

Minggu, 01 Maret 2009

pers mahasiswa : sebuah wacana yang perlu kita sadari

Keberadaan pers mahasiswa di Indonesia telah banyak memberikan ruang dan tambahan bagi Publik. Kerjasama antara pers mahasiswa dengan gerakan mahasiswa menjadi kekuatan massa yang bisa menumbangkan kekuasaan rezim. Mulai dari keruntuhan Rezim Orde Lama Soekarno dan yang paling fenomenal adalah peristiwa Mei 1998. Saat itu, pers mahasiswa berperan besar dalam menyampaikan informasi yang mengakomodasi kepentingan rakyat yang selama ini terkungkung akibat cara militer ala Orde Baru.

Setelah memasuki tahun 2009, cita-cita perubahan yang didambakan belum kunjung bisa dinikmati. Pers umum jauh lebih berani dan vulgar dalam menyampaikan pemberitaan tanpa merubah isi walaupun tahu resiko yaitu bermasalah dengan hukum. UU Pokok Pers juga memang tidak lagi membedakan pers umum dengan pers mahasiswa. namun, kenyataannya Permenpen no.01/per/menpen/1975 yang menyatakan pers mahasiswa adalah penerbitan khusus yang berada dalam koordinasi birokrat kampus dan rektor sebagai penanggung jawab belum dicabut. Setidaknya dua peraturan ini membuat para penggiat pers mahasiswa masih dalam posisi dilematis.

Pertama, Pers yang seharusnya bisa menjadi fungsi kontrol belum sepenuhnya bisa dilaksanakan. Kedua, permasalahan yang dihadapi pers mahasiswa adalah kebingungan dalam penentuan ideologi dan cita-cita. Sebab, fungsi yang sudah mereka lakukan bertahun-tahun diambil alih secara frontal oleh media umum. Lalu harus bagaimanakah sebuah pers mahasiswa itu?

Mencari Format Ideal

Jika mungkin gerakan mahasiswa mulai melakukan pembenahan dan penataan orientasi gerakan setelah adanya orde reformasi. Fungsi dan peran sebagai pers mahasiswa yang sudah diambil alih oleh pers umum akan juga perlu perlu melakukan reorientasi gerakan. Namun persoalan ini sendiri masih menjadi perdebatan internal dikalangan aktivis pers mahasiswa sendiri. Ruang gerak yang semakin sempit hingga seolah tidak ada ruang lagi untuk kritis dan progresif dan persoalan karakter pers mahasiswa secara umum sampai sekarang merupakan masalah yang belum terumuskan.

Alasan diatas seolah menjadikan pers mahasiswa tidak berarti dan memilih kembali ke persoalan internal kampus. Sehingga muncul indikasi, saat ini pers mahasiswa hanya menjadi sarana atau batu loncatan untuk menyalurkan minat dan bakat kejurnalistikkan. Pola pikir seperti ini, tanpa kita tahu menjadikan pers mahasiswa sebagai lembaga kosong tanpa ideologi dan hanya menjadi semacam diklat bagi mereka yang ingin terjun ke media yang lebih umum setelah lulus nanti.

Dalam mengatasi dan mencari format ideal pers mahasiswa, Harus ada penyesuaian dengan kodisi riil yang dihadapi. Penjabaran kehebatan dan kisah sukses tidak harus serta merta diikuti dengan tindakan yang serupa tapi tanpa arah. Hal ini akan menjadikan pers mahasiswa menjadi gerakan yang liar dan tanpa orientasi. Dibukanya demokrasi dan kebebasan pers sedikit banyak berpengaruh terhadap eksistensi pers mahasiswa. Dalam situasi kebebasan yang sedang coba dibangun oleh bangsa ini, dimana fungsi kontrol dan kritik sosial diambil alih oleh pers umum, LSM dan badan kehormatan lembaga, pers mahasiswa harus kembali ke kampus. Dengan kembali ke kampus, maka pers mahasiswa akan kembali mendapatkan posisi tawar di kalangan birokrat kampus dengan mengakomodasi kepentingan mahasiswa. Padahal Idealnya pers mahasiswa bisa menjadi oposisi atau sebagai fungsi kontrol terhadap kebijakan kampus yang merugikan kepentingan mahasiswa. Dari sini, pers mahasiswa bisa melakukan perselingkuhan lagi dengan gerakan mahasiswa untuk menentang segala kebijakan kampus yang menghasilkan mahasiswa apatis dan hedonis. Namun harus diingat, pers mahasiswa agat tidak terjebak dalam kepentingan politik praktis oknum aparat kampus. Pers mahasiswa harus konsisten dengan independensinya dan sebagai pendidikan penyadaran bagi mahasiswa.

Halangan utama, bukan halangan berarti

Halangan bagi pers mahasiswa adalah keterbatasan waktu yang dimiliki karena dibatasi oleh berbagai kewajiban akademik. Sehingga seringkali waktu terbit pers mahasiswa tidak rutin atau periodik. Untuk mengantisipasi hal ini, maka alternatif pilihannya adalah membuat buletin mini yang periode terbitnya sebulan sekali atau dua minggu sekali. Terakhir, dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi, wilayah atau kemasan pers mahasiswa harus selalu dinamis. Artinya, tidak selalu hadir dalam konsep konservatif seperti buletin, tabloid atau majalah. Pengelola pers mahasiswa bisa saja memakai blog atau jurnal sebagai media pertukaran informasi. Kehadiran media baru diharapkan bisa mengambil simpati mahasiswa sehingga terjadi sinergi antara kepentingan mahasiswa dengan pers mahasiswa sebagai jembatan.

Jadi, tidak ada alasan lagi buat pelaku pers mahasiswa untuk diam. Hanya menjadikan sekretariat sebagai tempat nongkrong tanpa ada refleksi kritis terhadap kebijakan kampus. Dengan kondisi yang dihadapi seperti sekarang, pers mahasiswa harus sadar bahwa dia merupakan alat perjuangan mahasiswa dalam menyuarakan aspirasinya kepada rektorat atau birokrat kampus. Strategi keberpihakan ini harus jelas. Kenapa ruang ini tidak dimanfaatkan?

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis

Belajar pada sebuah lembaga perguruan tinggi adalah sesuatu hal yang mungkin dirasakan mahasiswa terlalu berat. Karena memang kita ditantang menghadapi gagasan-gagasan dan filosofi baru. Tidak hanya itu, kita pun juga dituntut membuat keputusan-keputusan pribadi dan karir yang akan mempengaruhi hidup. Bila kita mampu mengembangkan manajemen waktu dan kemampuan belajar yang baik di awal masa perkuliahan, mungkin nanti pada tahun-tahun perkuliahan berikutnya akan dijalani dengan sukses. Namun jika kita mengawali dengan rasa malas?(seperti saya..he..) yang terjadi adalah sebuah bencana dan merasa kurang mampu.
Banyak dari kalangan mahasiswa yang mengalami “kemalasan” seperti saya, yang suka tidur dikelas, tidak pernah belajar, dan lain sebagainya. Tetapi dalam tulisan saya ini, saya akan mencoba membagi beberapa tips untuk menolong anda memaksimalkan waktu belajar serta mengembangkan kemampuan belajar dan berpikir kritis yang akan menguntungkan, tidak hanya semasa di perguruan tinggi, juga ketika (mungkin) menempuh karir yang dipilih. Belajar menguasai materi suatu kuliah tentu saja penting, namun mempelajari cara belajar dan berpikir yang kritis, dalam beberapa hal, jauh lebih penting. Seperti usaha-usaha lainnya dalam kehidupan, upaya untuk berpikir kritis dan belajar efesien pada awalnya membutuhkan usaha dan waktu tambahan, tetapi ketika telah dikuasai, kemampuan-kemampuan tersebut akan menghemat banyak waktu anda di masa depan.Satu hal yang perlu anda ketahui, untuk sukses dalam belajar di perguruan tinggi adalah menghindari pekerjaan. Memang menunda-nunda suatu pekerjaan memberikan kepuasan sementara karena anda bisa menghindari sesuatu yang tidak anda senangi (saya pun juga mengalami..he..), tetapi dalam jangka panjang justru akan menyebabkan anda menumpuk stress. Menunggu mengerjakan sesuatu hingga ke menit terakhir akan menghasilkan kesalahan dan ketidaksempurnaan. Dengan menentukan tujuan-tujuan yang jelas dan spesifik serta bekerja mencapainya dalam keteraturan, anda akan mampu mengurangi keinginan untuk menunda-nunda tersebut. Lebih baik bekerja efesien dalam waktu sebentar daripada dalam waktu yang lama dan tidak produktif, yang umumnya terjadi ketika anda suka menunda-nunda. Selain itu berikut beberapa tips yang saya pakai dan mungkin bisa juga anda coba ketika akan memulai sebuah perubahan luar biasa.
  1. Bacalah materi (bila ada buku teks acuan) sebelum perkuliahan. Dengan cara ini anda akan akrab dengan berbagai istilah dan mampu mendengarkan secara kritis. Ulangi secara singkat materi perkuliahan sebelumnya. Hal ini akan menyegarkan ingatan anda dan menyediakan konteks bagi materi baru.
  2. Kembangkan gaya mencatat anda sendiri. Jangan menulis setiap kata. Kembangkan pula berbagai kata singkatan untuk mempercepat pencatatan.
  3. Pelajari istilah-istilah penting dalam matakuliah tersebut, sehingga anda dapat menyingkat catatan. Anda jadi tidak perlu menulis istilah-istilah yang telah anda ketahui.
  4. Pelajari cara dan karakteristik mengajar dosen yang bersangkutan. Kadang beberapa dosen senantiasa mengulang hal-hal yang penting dan yang akan keluar saat ujian (ini yang penting..he..).
  5. Hadir di kelas secara teratur, pilihlah tempat duduk yang nyaman untuk menyimak perkuliahan dan melihat layar / papan tulis.
  6. Bila tersedia atau boleh dipinjam untuk difotocopy , milikilah diktat (hand-out) yang ditulis oleh dosen yang bersangkutan. Tetap pergunakan materi-materi tersebut sebagai tambahan bagi catatan yang anda buat sendiri.
  7. Ajukan pertanyaan. Bila anda tidak memahami sesuatu, jangan sungkan-sungkan untuk bertanya. Kebanyakan mahasiswa segan untuk bertanya, terutama dalam kelas yang besar. Tetapi bila anda tidak memahami sesuatu hal, mahasiswa lainnya juga kemungkinan mengalami hal yang sama. Bila anda tidak sempat bertanya selama perkuliahan, lakukanlah setelah perkuliahan (jangan takut sama dosen).
  8. Akses informasi terbaru dari perkuliahan anda dari internet untuk menambah pemahaman anda terhadap konsep dan mengetahui perkembangan konsep tersebut. Mengetahui bagaimana cara mencari informasi di internet sangatlah penting di masa sekarang, terlebih lagi di masa mendatang.

Salah satu hal penting yang akan anda pelajari di perguruan tinggi adalah berpikir kritis dan tidak menerima apa yang anda lihat dan dengar secara seketika. Berpikir kritis sangat penting dalam mempelajari materi baru dan mengaitkannya dengan apa yang telah anda ketahui. Meskipun anda tidak mengetahui semuanya, anda dapat belajar untuk bertanya secara efektif dan mencapai kesimpulan yang konsisten dengan fakta. Selain itu, Meningkatkan Daya Ingat mampu mengingat sesuatu dan tidak mampu diingat. Sebabnya otak menyimpan informasi dalam berbagai bentuk dan cara, membuat mudah mengingat sesuatu dan sukar mengingat lainnya. Saya berharap tips-tips tersebut bermanfaat bagi anda. Meskipun sulit untuk merubah kebiasaan lama, saya yakin anda mampu. Lebih jauh, saran-saran tersebut membantu anda bekerja lebih efesien, tidak hanya ketika di perguruan tinggi, juga ketika menjalani karir pilihan anda. Belajar adalah proses seumur hidup yang tidak berakhir hanya ketika anda lulus. Selamat belajar dan menempuh semester baru!