Pada hari kedua, kompetisi berlanjut pada Siswa menengah pertama. Untuk siswa menengah pertama diikuti setidaknya sampai 22 sekolah. Dan perlombaanya adalah mendemonstrasikan cara-cara melakukan sesuatu dengan menggunakan bahasa Inggris. Pada hari terakhirnya giliran dari siswa menengah atas atau SMA. Lomba debat adalah ujian yang siap menanti wakil-wakil sekolahnya tersebut. Penilaiannya pun lebih banyak, mulai dari manner sampai dengan method yang dipersentasikan.
Untuk babak penyisihan sendiri, pihak panitia menggunakan dosen-dosen berkualitas untk menjadi jurinya. Tidak hanya itu, menurut beberapa panitia, dosen yang ditunjuk menjadi juri harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu, sehingga hasilnya pun tidak meragukan lagi. Selain itu, pada babak penyisihan ini, akan disaring menjadi 10 sekolah dan akan disaring lagi menjadi 4 yang akan masuk menjadi finalis.
Menurut salah satu guru pembimbing yang tidak mau disebutkan nama dan sekolaahnya, kompetisi seperti ini memang cukup bagus, namun juga masih banyak kekurangannya. Dia menyebutkan mulai dari panitia sampai dengan bentuk penjuriannya. “ kalau kompetisi yang pernah saya temui sebelumnya, seharusnya panitia itu ada yang menjadi guide(pemandu-red), bukan dibiarkan kayak begini. Terus dengan bentuk kompetisinya, masak menggunakan system gugur, jelas ini kurang menantang bagi siswa-siswa saya. Walaupun dari sekolah kami lolos dalam final.” Terangnya. Tidak hanya itu, dia pun juga mengkritik panitia-panitianya. Menurutnya, panitia dikegiatan ini malah santai sedang dosen-dosen yang membantu malah sibuk mengurusi.
Ketika wartawan LPM mencoba menanyai beberapa siswa SMA yang menjadi peserta kompetisi, salah satunya adalah Bergas, siswa kelas dua dari SMA Negeri 1 Kediri mengatakan tempatnya kurang pas dan tempat parkir dengan tempat lomba terlalu jauh, Dan pernyataan ini pun juga diamini oleh Fuad, siswa kelas dua dari SMA Negeri 7 Kediri yang juga mengatakan hal sama. Namun, menurut penilaian mereka, hanya tempat masalah parkir yang menjadi kendala, selebihnya mulai dari juri sampai panitia bekerja secara profesional. “aku suka dengan juri-jurinya, beliau mampu menenangkan pada saat debat sudah mulai memanas dan ditambah lagi dengan ruangannya yang ber-AC” terang Bergas.
Menanggapi hal itu, Suhartono, S.Pd mengatakan bahwa untuk sistem penjurian memang sengaja menggunakan sistem parlemen inggris, bukan lagi sistem
Asyik ya buat debating contest
BalasHapussaya juga lagi buat english contest dalam lembaga bahasa inggris tempat saya kerja. saya buat guiding contest...bisa kasi tau gak kriteria penilaiannya biasanya seperti apa????